Baik
dan buruk merupakan perbuatan dari setiap manusia. Pengertian sifat baik
adalah apabila hal itu dapat menghasilkan sesuatu yang positif dan tidak
melanggar norma-norma yang berlaku di tempat tersebut. Pengertian buruk adalah
jika hal itu memberikan sesuatu yang negatif dan bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku di tempat tersebut.
Kebaikan
dan keburukan perbuatan manusia berbeda-beda sesuai dengan ajaran-ajaran yang
ada. Ajaran yang dapat membedakan perbuatan manusia adalah menurut ajaran
agama, adat istiadat, kebahagiaan (hedonisme), bisikan hati, evolusi,
utilatarisme, marxisme, eudaemonisme, pragmatisme, dan komunisme.
1. Ajaran
Agama
Kebaikan dan keburukan menurut agama merupakan
taqwa. Taqwa merupakan suatu sikap yang menjalankan segala perintah tuhan dan
menjauhi semua yang dilarang oleh tuhan yang maha esa. Namun, menurut Berryhs
paham perbuatan baik menurut agama adalah perbuatan yang sesuai kehendak Tuhan
dan perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
2. Adat
Istiadat
Dalam bermasyarakat terdapat adat istiadat
seperti cara berpakaian, makan, minum, bercakap-cakap dan sebagainya. Orang
yang mengikuti cara-cara yang demikian itulah yang dianggap orang yang baik,
dan yang tidak mengikutinya adalah orang yang buruk. Setiap bangsa memiliki
adat istiadat tertentu dan berbeda-beda. Kita dapat membenarkan adat istiadat
semacam itu dan bukan mengingkarinya, dan bila adat istiadat itu banyak
salahnya, maka tidak tepat dijadikan ukuran baik dan buruk bagi perbuatan-perbuatan
kita.
Menurut aqilalhilmy adat istiadat masing-masing
masyarakat tertentu memiliki batasan tersendiri tentang hal-hal yang harus
diikuti dan yang harus dihindari. Sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat
satu belum tentu demikian menurut masyarakat yang lain. Mereka akan mendidik
dan mengajarkan anak-anak mereka untuk melakukan kebiasaan–kebiasaan yang
mereka anggap baik dan melarang melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan
mereka.
3. Kebahagiaan
(Hedonisme)
Tingkah laku atau perbuatan yang melahirkan
kebahagiaan bagi dirinya sendiri adalah perbuatan baik dan dikatakan buruk
apabila seorang mengusik keasikan seorang yang berpaham hedonisme dalam
menikmati segala sesuatu yang dia sukai. Dalam paham ini ada tiga sudut
pandang, yaitu pertama hedonisme individual yang menilai bahwa jika suatu
keputusan baik bagi pribadinya maka disebut baik, sedangkan jika keputusan
tersebut tidak baik maka itulah yang buruk. Kedua Hedonisme rasional yang
berpendapat kebahagiaan harus berdasarkan pertimbangan akal sehat. Yang ketiga
universal hedonism yang menyatakan bahwa yang menjadi tolak ukur apakah suatu
perbuatan itu baik atau buruk adalah mengacu kepada akibat perbuatan itu
melahirkan kesenangan atau kebahagiaan kepada seluruh makhluk.
4. Bisikan
Hati
Bisikan hati melihat bahwa sesuatu dianggap
baik atau buruk bukan karena akibat yang ditimbulkannya, melainkan dari
keberadaan sesuatu itu sendiri. Jujur, adil, berani, dianggap baik dan
kebalikannya dianggap buruk. Bisikan hati adalah kekuatan batin yang dapat
mengidentifikasi apakah sesuatu perbuatan itu baik atau buruk tanpa terlebih
dahulu melihat akibat yang ditimbulkan perbuatan itu. Setiap
manusia memiliki kekuatan batin sebagai suatu instrument yang dapat membedakan
baik atau buruknya suatu perbuatan.
5. Evolusi
Segala sesuatu yang ada di alam ini selalu
mengalami perubahan yaitu berkembang menuju kearah kesempurnaan. Nilai moral
harus selalu berkompetisi dengan nilai yang lainnya, bahkan dengan segala yang
ada di alam ini dan nilai moral yang tetap yang dikatakan dengan baik, dan
nilai-nilai yang tidak bertahan dipandang sebagai buruk.
6. Utilatarisme
Kita harus bertindak sedemikian rupa sehingga
menghasilkan akibat-akibat sebanyak mungkin dan sedapat-dapatnya mengelakan
akibat-akibat buruk. Kebahagiaan akan tercapai jika ia memiliki kesenangan dan
bebas dari berbagai kesusahan yang datang. Suatu perbuatan dapat dinilai baik
atau buruk sejauh dapat meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan sebanyak
mungkin orang.
7. Marxisme
“Dialectical Materialsme” mengungkapkan sesuatu
yang ada dikuasai oleh keadaan material dan keadaan material pun juga harus
mengikuti jalan dialektikal itu. Marxisme memegang motto “segala sesuatu jalan
dapatlah dibenarkan asalkan saja jalan dapat ditempuh untuk mencapai sesuatu
tujuan”. Jadi apapun dapat dipandang baik tetapi harus dapat
menyampaikan/menghantar kepada tujuan.
8. Eudaemonisme
Menyatakan bahwa suatu tujuan manusia adalah kesejahteraan pribadi atau kebahagiaan. Kebahagiaan yang dimaksud bukan hanya terbatas kepada perasaan subjektif seperti senang sebagai aspek emosional, melainkan lebih mendalam dan objektif menyangkut pengembangan seluruh aspek kemanusiaan suatu individu (aspek moral, sosial, emosional, rohani).
9. Pragmatisme
Pragmatisme yang dianggap benar adalah yang berguna kemudian yang tidak berguna dianggap buruk. Pragmatisme adalah tradisi dalam pemikiran filsafat yang berhadapan dengan idealisme dan realisme. Kebenaran diartikan berdasarkan teori kebenaran pragmatisme. Pragmatisme menitik beratkan pada hal-hal yang berguna dari diri sendiri baik yang bersifat moral maupun material.
10. Komunisme
Komunis mengekang sifat hakiki manusia yang baik dan jujur, sebaliknya mereka menghasut, membiarkan dan memanfaatkan sifat jahat manusia untuk memperkuat kekuasaannya. Kebebasan itu adalah suatu kekuatan pendorong bagi produksi karena ia benar-benar menjadi hak manusia yang menggambarkan kehormatan kemanusiaan.
Sumber Referensi:
0 comments:
Post a Comment