Di sepanjang kanl-kanal Amsterdam, ada banyak sekali rumah
perahu. Orang betul-betul tinggal di situ. Bagian dalam rumah perahu sebetulnya
sama saja dengan rumah biasa. Di dalamnya terdapat ruang tamu, kamar tidur,
kamar mandi, dapur, dan lain-lain. hanya berbeda di langit-langit rumah. Langit
rumah perahu biasanya lebih rendah dibanding langit rumah biasa. Untuk orang
yang baru pertama kali tinggal di rumah seperti ini, pasti awalnya akan
merasakan pusing. Kenapa? Karena rumah perahu ini akan bergoyang-goyang,
apalagi kalau ada kapal yang lewat, permukaan air semakin bergelombang,
mengayunkan rumah rumah perahu ini. Tapi lama-kelamaan pasti terbiasa, malah
terkesan lebih seru.
Saat pagi hari bukan hanya suara burung yang membangunkan,
tapi juga ada suara bebek dan angsa di kanal. Ya, hewan-hewan ini
berenang-renang, apalagi kalau kita memberikan potongan roti pada mereka,
mereka akan segera menghampiri dan semakin ribut meleter, memanggil
teman-temannya untuk sarapan bersama.
Setelah PD II, Amsterdam kekurangan rumah tinggal. Yang
banyak malah kargo-kargo kapal. Terpaksa orang-orang tinggal di kargo kapal.
Kargo kapal cukup luas untuk dihuni satu keluarga, hanya saja kurang nyaman.
Sekarang, rumah-rumah perahu inisudah nyaman. Sudah dilengkapi fasilitas
listrik, air bersih, sistem pembuangan yang jelas. Rumah perahu di Amsterdam
juga kebanyakan adalah rumah perahu yang tidak bisa dipakai berlayar.
0 comments:
Post a Comment